Topik kali ini adalah topik yang spesial. Tentang hal yang saya anggap berharga. Tentu setiap orang mempunyai hal yang berharga pada dirinya masing-masing. Bagi saya sendiri, hal yang berharga adalah keluarga.
Orientasi hidup saya masih merupakan keluarga. Sesibuk apapun, sebisa mungkin meluangkan hari dalam satu minggu. Meski hanya melihat muka saru sama lain. Tidak ada acara yang bisa mengganggu hari keluarga dalam seminggu itu. Bahkan bolak-balik melintasi jarak puluhan kilometer setiap hari akan dijalankan untuk bertemu dengan yang lainnya. Semalam apapun saya kuliah, jika memungkinkan untuk pulang maka saya akan pulang. Meski sakit, saya yakin hawa di rumah akan membangkitkan saya. Meski hanya sekedar memakan kue kecil, saat ulang tahun adalah saat kebersamaan yang tidak boleh terlewatkan momennya.
Saya paling tidak bisa berpaling dari keluarga saya. Bukan berarti teman sahabat, dan hal yang lainnya tidak berharga. Semuanya tentu adalah hal-hal yang mengisi kehidupan saya. Tidak satu pun dapat menggantikan peranan lainnya. Yang saya maksud berharga di sini adalah bagaimana kehidupan saya berpengaruh dari hal ini. Tentu saja, keluarga berperan besar dalam menentukan diri saya saat ini.
Saya sangat bersyukur bahwa keluarga saya adalah hal yang diizinkan Allah untuk saya miliki di dunia ini. Karena salah satu sumber kebahagiaan terbesar berasal dari situ. Keluarga yang ideal dan sempurna? Tidak. Saya tidak merasa keluarga saya sesempurna itu.Bukan keluarga yang selalu tenang dan adem. Berbagai masalah tidak jarang datang. Namun justru di situlah saya dapat melihat makna sebuah keluarga sebagai sebuah individu tak terpisahkan. Mengenal yang namanya emosi, bertanggung jawab, berbagi, menahan perasaan, bdan ertambah dewasa sedikit demi sedikit.
Dibalik konflik yang sering terjadi, hal itu justru membuat saya menjadi orang yang semakin sabar dan kuat menerima beban. Semua itu membuat semuanya menjadi sadar kembali betapa pentingnya komunikasi dan kasih sayang itu. Tidak selalu ceria namun kami selalu membuat hidup ini senyaman mungkin. Itu yang membuat saya kuat dan tenang dalam menghadapi masalah di hidup ini. Selalu mencoba tersenyum terlebih dahulu.
Ibu selalu mengajarkanku untuk menjadi orang yang kuat. Selalu membuat semangatku bangkit dengan kata-kata sayangnya. Selalu ia mengatakan segala potensi yang saya miliki. Bukti bahwa sebegitu percayanya ia pada kemampuan saya dalam berusaha. Padahal saya sendiri belum begitu yakin. Pujian-pujian itu selalu ia ucapkan secara jujur. Membuat perasaan saya hangat dan keyakinan saya bertambah. Berusaha dan berusaha. Itu yang selalu ia katakan. Dan ya. Ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha seumur hidupnya. Bahkan sampai nafas terakhirnya.
Ayah saya sendiri hanya memiliki putri-putri (termasuk saya) sebagai anaknya. Karenanya, ia sangat protektif. Tak pernah bosan ia ingatkan putri-putrinya tentang nilai kehidupan. Sendari masih kecil. Sampai saat ini pun ia masih mengingatkan kami putrinya tentang kedudukan kami sebagai wanita. Sebagai seorang laki-laki ayah sangat menghargai dan menjunjung tinggi seorang wanita. Ia selalu mengingatkan bahwa betapa tingginya harga diri seorang wanita itu. Wanita adalah kaum yang terhormat. Jangan hanya mau dipilih, sebagai wanita kami juga harus memilih.
Ajaran kedua orang tua saya membuat saya mempunya prinsip untuk menjalani hidup sebagai wanita yang kuat, menjaga kehormatan selalu, dan selalu memegang harga diri yang kuat.
Selain menghargai diri sendiri, ayah dan ibu selalu mengajarkan anak-anaknya cara untuk menghargai orang lain. Dari hal kecil seperti melayani saat tamu di rumah, saya belajar untuk membuat orang lain senyaman mungkin dengan diri kita. Hal itu benar. Buktinya saat ini saya pun dikelilingi dengan teman dan orang-orang yang positif dan baik.
Kakak-kakak saya sendiri juga merupakan perempuan-perempuan tangguh. Masing-masing mempunyai cara tersendiri untuk membuat menjalani takdir yang tidak mudah dan kemudian mencapai kesuksesannya. Banyak sifat-sifat kemandirian yang saya pelajari dari mereka.
Bagaimana keluarga membesarkan memang terlihat dari kesan orang lain terhadap kita. Bagaimana mereka menilai sikap kita, bagaimana kita berperilaku, bagaimana kita bertutur kata. Dan pada akhirnya bagaimana dengan orang yang pada saat ini ada di sekitar kita.
Sayangilah keluarga kita... selama kita masih mampu menyanyanginya.
Mungkin ini adalah waktu terakhir saya mengepost blog. Jika ada kesempatan lain kali mungkin akan saya lanjutkan. Meski bukan di blog ini. Tentu itu juga akan membutuhkan waktu yang tidak lama. Karena angin kehidupan akan terus bertiup. Menghantarkan kita ke tempat lainnya bagai daun gugur. Saat jatuh di tanah yang baru, di situ pula kehidupan baru menanti kita.
Bagi pembaca yang membaca blog ini saya ucapkan terima kasih. Salam hangat dan penuh cinta saya sampaikan sepenuh hati kepada siapapun anda.
Assakamualaikum wr. wb.
Bagi pembaca yang membaca blog ini saya ucapkan terima kasih. Salam hangat dan penuh cinta saya sampaikan sepenuh hati kepada siapapun anda.
Assakamualaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment