Halo... bagaimana kabar and ahari ini?
Sabar. Jika ditanya saya ini adalah orang yang sabar atau tidak, mungkin saya akan menjawab ya. Bukan berarti saya tidak pernah merasa marah atau kesal. Tentu saja sebagai seorang manusia wajarkan kalau saya tidak hanya mempunyai emosi yang positif saja. Emosi negatif seperti marah, kesal, sedih juga sering saya rasakan.
Namun jika emosi-emosi negatif sedang merasuki pikiran saya, saya cenderung untung diam dan menahannya dalam hati. Jarang sekali saya pernah mengeluhkan tentang kesedihan atau amarah saya terhadap orang lain, karena saya yakin saya kuat menghadapinya dengan bersabar.
Kini saya ingin berbagi cerita tentang bersabar. Katanya sih diangkat dari kisah nyata, yuk disimak. Cekidot!
Seorang dokter spesialis luka dalam Riyadh yang bernama Dr.
Khalid Al Jubir berkisah tentang dirinya dan sahabatnya. Beginilah kisahnya,
selama kuliah dulu dia memiliki seorang teman mahasiswa akademi militer. Dalam
semua hal dia memiliki banyak kelebihan disbanding teman-temannya yang lain.
Selain baik hati, pemuda ini juga amat rajin shalat malam dan tidak pernah
lalai menjalankan shalat lima waktu.
Pemuda ini lulus dengan nilai memuaskan. Tentu saja ia
sangat ingin senang. Namun tak ada yang bisa menduga jalannya takdir. Suatu
saat pemuda ini terserang penyakit influensa, dan sejak saat itu fisiknya
mnejadi lemah hingga mudah terserang berbagai macam penyakit. Hingga karena
komplikasi penyakit yang beragam, ia menjadi lumpuh. Tubuhnyatidak mampu lagi
digerakkan sama sekali. Semua dokter yang menanganinya mengatakan kepada
Dr.Khalid, kalau kemungkinan kesembuhan untuk pemuda itu sekitar 10% saja.
Pada saat Dr.Khalid membesuknya di rumah sakit, ia melihat
pemuda itu tak berdaya diatas ranjangnya. Dr.Khalaid datang untuk menghiburnya.
Namun Subhanallah, apa yang ia dapatkan justru sebaliknya, wajah pemuda it
cerah jauh dari mendung kedukaan. Pada wajah itu jelas sekali terpancar cahaya
dan kilauan iman.
”Alhamdulillah, sya dalam leadaan sehat-sehat saja. Sya
berdoa kepada Allah Subhanaahuwataa’ala semoga Anda lekas sembuh.” kata
Dr.Khalid membuka pembicaraan. Di luar dugaan pemuda itu menjawab,”Terimakasih
untuk doamu. Sesunggunya saudaraku mungikn saat ini Allah tengah menghukumku
karena lalai dalam menghafal Al-Qur’an. Allah menguji saya, agar saya segera
menuntaskan hafalan saya. Sungguh ini adalah nikmat yang tiada terkira.”
Dr.Kahlid terpana mendengar jawaban menakjubkan itu.
Bagaimna mungkin cobaan begitu berat yang tengah dialami pemuda itu dianggap
sebagai suatu nikmat? Benar-benar ini adalah suatu pelajaran baru yang amat
berharga bagi dirinya sehingga ia merasa tak berharga dihadapan pemuda itu.
Dr.kahlid teringat akan sabda Rasulullah Sallallahu A’laihi
Wassallam : ” Sungguh menggumkn perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya
mengandung kebaikan. Hal ini hanya ada pada seorang mukmin. Ketika ia
dikaruniai kesengangan ia bersyukur, maka hal iti baik baginya. Dan ketika ia
ditimpa kesedihan, ia menghadapinya dengan sabar dan tabah, maka hal itu baik
baginya.” (Riwayat Muslim)
Jujur saja Dr.Kahalid teramat mengagumi ketabahan pemuda
itu. Beberapa pekan kemudian ia membesuk sahabatnya itu, sepupu sang pemuda
berkata,”Coba gerakkan kakimu, coba angkat kakimu ke atas.” Peuda itu
menjawab,”Sungguh saya amat malu kepada Allah untuk terburu-buru sembuh. Jika
kesembuhan itu yang terbaik bai Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah
tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agfar aku tidak melangkah ke
tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Amha Tau yang terbaik untukku.
Allahu Akbar, betapa kaimaat itu sangat menggetarkan.
Setelah peristiwa itu Dr.khalid menempuh progrmmagisternya ke luar kota.
Beberapa bulan setelah itu ia kembalidan yang pertama diingatnya adalah pemuda
sahabatnya itu. Dalam benaknya ia berpikir,”Paling saat ini ia sedang terbaring
lemah di atas kasurnya, jika ia kemana-mana pastilah ia digotong.”
Ternyata menurut teman-temannya pemuda itu sudah pindah ke
ruang penyiapan untuk mendapatkan pengobatan alami. Pada saat Dr.Khalid
menemuinya, ia tengah duduk di kursi roda. Dr.Khalid senagng sekali melihatnya
hingga berkali-kali ia mengucapkan syukur.
Pemuda itu dengan spontan menyampaikankabar gembira yang tak
terduga ”Alhamdulillah saya telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’an.” katanya
penuh semangat. ”Subhanallah” Dr.Khalid memekik kagum. Setiap kali membesuknya
ia selalu mendapat hikmah yang semakin mempertebal keimanannya.
Tidak lama berselang, Dr.Khalid kembali pergi ke luar kota
selama empat bulan. Dan selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengan pemuda
sahabatnya yang sangat tabah itu. Hingga saat ia kembali, ia menerima kenyataan
yang amat sulit diterima oleh akal manusia. Namun, bagi Dzat yang Maha Tinggi,
bukanlah hal yang mustahil terjadi. Jangankan hanya sakit, tulang-belulang yang
telah hancur pun bisa dihidupka kembali menjadi manusia yang utuh.
Pada waktu Dr.Khalid sedang shalat di mushalla rumah sakit
itu. Tiba-tiba ia mendengar sapaan seseorang, ”Abu Muhammad!” Reflek dia
menoleh dan pandangan di hapannya membuatnya terpana. Ia tak mapu mengucap
sepatah kata pun. Benar, Wallahi (Demi Allah-red) yang berdiri di hadapannya
adalah pemuda sahabatnya yang dulu lumpuh total. Namun di hadapannya kini ia
dapat berjalankembali dengan normal dan segar bugar. Allahu Akbar, sesungguhnya
keimanan lah yang dapat memunculkan keajaiban.
Spontanitas, Dr. Khalid menangis. Pertama dia menangis
karena terharu dan senang akan karunia Allah berupa kesembuhan untuk sahabatnya
itu. Kedua ia menangis untuk dirinya sendiri yang selama ini lalai untuk
mensyukuri nikmat-nikmatNya.
Ternyata, karunia untuk sahabatnya tidak hanya sebatas itu.
Ia diterima sebagai delegasi Universitas Malik Su’ud Riyadh, kerajaan Saudi
Arabia untuk melanjutkan studi magisternya. ”Dr. Khalid apa yang saya terima
ini justru akan menjadi malapetaka bagi saya jika saya tidak mensyukurinya.”
Paparnya kepada Dr.Khalid
Setelah tujuh tahun, pemuda itu mengunjungi Dr. Khalid
kembali dalam rangka mengantar kakeknya yang terkena penyakit hati. Dan
Subhanallah, ia telah menjadi seorang mayor!
Dr.Khalid kembali meneteskan airmatanya. Ia berdoa kepada
Allah agar pemuda itu selalu dalam kebaikan dan selalu istiqomah di dalam iman
dan islam. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan permohonan setiap
hambaNya.
Sekian.
Semangat untuk semua yang telah bekerja keras dalam aktivitas hari ini. Semoga esok hari pun kita dapat melakukan aktivitas dengan semangat dan senyuman di wajah. Sudahkan anda membuat seseorang senang hari ini? Jangan lupa ya...
sumber: http://enkripsi.wordpress.com/2010/12/15/kesabaran-berujung-kenikmatan/, Majalah Elfata, Volume 07 2007, Kasih sayang
di Bulan Suro.