Tuesday, March 4, 2014

Saya dan Asam Lambung~

Halo.... apa kabar anda saat hari ini?

  Nyam nyam nyam.... enaknya jika saat lapar langsung tersedia makanan enak di depan kita. Sepertinya kalau sedang lapar makanan apa saja akan terasa enak ya. Itu kalau kita dapat langsung menyantap makanan. Jika waktu makan kita terlambat biasanya ada sesuatu yang menghukum kita di perut ini. Apa itu? Rasanya seperti ada sesuatu yang membakar dan menguliti isi perut. Belum lagi akan terasa mual. Mual yang membuat semua orang baik wanita atau pria seperti sedang hamil muda. Yup penghukum itu namanya sakit maag. Kadang disebut juga tukak/radang lambung. 

  Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang asam lambung biar saya ceritakan sedikit pengalaman saya dengan sahabat setia saya sampai saat ini si asam lambung. Berhubung saya ini makannya nggak bisa direm, saya akan berbagi kisah dengan anda yang siapa tahu adala tukang makan juga :9

  Suatu pagi hari kebun rumah saya sedang dibabat. Semua tumbuhan menjalar di dinding halaman pun dipotong. Tukang kebun sewaan pun melaksanakan tugas dengan teliti hingga sudut-sudut halaman. Pada akhirnya tukang kebun itu memotong pojokan halaman belakang. Dia mengatakan bahawa terasa aura mistis di situ tapi bukan berarti negatif. Dia pun melanjutkan tugas memotongnya di daerah yang katanya mistis  itu. Saya saat itu sedang tiduran di kamar atas. Tiba-tiba tengkuk saya terasa kaku dan keringat dingin mengucur. Saya menggigil dan memanggil-manggil ibu saya dengan suara yang parau. Tubuh saya gemetaran. Ibu saya kaget dan menyuruh ayah saya membawa saya ke dokter. Apakah pendapat tukang kebun itu benar? Apakah pojokan  halaman belakang rumah saya memang tidak boleh dipangkas? Simak jawabannya berikut ini. Saya duduk di kursi di depan si dokter. Ia memeriksa saya dengan kilat. Lalu dengan cepat menulis resep obat. Gangguan lambung katanya. Masa sih? Dalam hati saya. Masa sudah meriang cuma sakit lambung? Setelah diberi obat maag sesuai resep kondisi membaik. Jadi intinya: hipotesa si tukang kebun salah. Rumah saya tidak semistis itu. Fiuuuh. (Mudah-mudahan TTmTT)

  Lain lagi ceritanya dengan yang ini. Terjadi pada saat UAS semester 2 kuliah. Karena saya berniat pindah kost jadi saya bolak-balik jakarta-bogor sampai UAS berakhir. Toh beberapa hari libur 3 bulan. Ketakutan saya terlambat datang ujian ke kampus membuat saya rajin datang lebih cepat. Nah ketakutan itu membuat saya ceroboh melupakan sarapan yang tidak bisa dilewatkan. Sudah tidak sarapan, sebelum ujian siang saya hanya makan beberapa sendok karena khawatir telat masuk. Pulangnya saya membeli roti yang niatnya saya makan di kereta dalam perjalanan pulang. Saat pulang, kereta yang saya naiki begitu penuh. Meski saya mendapatkan tempat duduk, suasana yang begitu sesak membuat mood makan saya hilang. "Biarlah, makan di rumah saja" pikir saya. 

  Saat sampai rumah, waktu sudah menunjukan jam isya. Saya memutuskan untuk mandi dulu sebelum makann (lagi-lagi menunda). Setelah mandi saya malah mengantuk dan kecapekan. Akhirnya saya mengisolasi diri di kamar saya tertidur dengan rambut basah dan handuk melilit di kepala seperti sorban. Saya tidak ingat bermimpi saat itu, yang saya ingat malahan saya tiba-tiba terbangun karena tidak bisa bernapas. Saya memang sedang seidikit pilek, namun saya sama sekali tidak bisa bernapas sedikit pun. Saya lupa bagaimana rasanya mempunyai lubang hidung. Paru-paru saya terbakar mendesak tenggorokan. Berbicara pun sudah sulit. Ibu saya yang berinsting tajam langsung menemui saya. Ibu dan Ayah (lagi-lagi) membawa saya ke dokter. Saya ingat berbaring di tempat pemeriksaan dengan ibu dan dokter di samping. Ayah menunggu di luar. Setelah dokter memeriksa dengan seksama. Ia lalu berbicara kepada Ibu. "Saya tidak bisa berbuat banyak" katanya. Ibu saya bereaksi kaget seperti di sinetron-sinetron. Sakit apa anakku? Mengapa dokter tidak bisa berbuat banyak? Kata benaknya mungkin saat itu. "Ibu...." Kata dokter diinput jeda. Membuat keadaan makin dramatis. "Ibu pulang lalu beri anak ibu teh manis hangat dan makanan yang cukup" katanya singkat. Ibu saya lalu hanya tertawa. Ternyata lagi-lagi (dan lagi) lambung saya mengalami gangguan. Setelah pulang, minum obat, makan, dan istirahat yang cukup beberapa hari saya segar bugar lagi. Ibu saya berkata pada saya agar jangan sampai kejadian seperti itu lagi. Kenapa?  "Kesannya Ibu kayak mama tiri di sinetron yang nggak pernah ngasih makan anak tirinya. huhuhu". Saya hanya bisa tertawa menanggapinya.

  Cukup seperti itu kisah saya dan maag yang sangat romantis. 

  Ada ingin saya sampaikan kepada pembaca yang suka makan. Mungkin ini pelajaran karena saya sangat tidak bisa mengontrol makan. Yang biasanya makan tidak direm, sekalinya tidak makan/telat sedikit saja langsung asam lambung pasang dalam lambung seperti ombak lautan. Makanya, lebih baik jika makan teratur seperti sunnah Rasul. Hanya saat lapar saja (Kalau lapar terus?). Jadi, sekarang saya selalu menyiapkan camilan ringan jika belum makan. Dan kalau makan lebih sadar diri (walau masih suka ngabisin makanan orang yang udah nggak abis). Hahaha jadi kenapa asam lambung bisa membuat seseorang meriang, sesak nafas dan lain-lain seperti itu sih? Baca post saya selanjutnya ya untuk menjawabnya hehehe. Sekian....


  Semangat untuk semua yang telah bekerja keras dalam aktivitas hari ini. Semoga esok hari pun kita dapat melakukan aktivitas dengan semangat dan senyuman di wajah. Sudahkan anda membuat seseorang senang hari ini? Jangan lupa ya..


  huphuphaphap terima kasih telah membaca tulisan ini~ :DDD

No comments:

Post a Comment